SEBONGKAH TANAH, MERAKIT WADAH
- Janggala project
- Jul 21, 2022
- 2 min read
Updated: Aug 1, 2022
Cerita tentang loka karya yang berhasil melatih tangan-tangan kreatif. Salah satu perkakas yang dibuat menggunakan tanah liat ini masih menggunakan meja putar tradisional yang bertenaga kaki manusia.

MUSEUM KERAMIK, POS KOTA, JAKARTA BARAT
SEKILAS TENTANG GERABAH
Gerabah atau tembikar ialah sebuah kesenian yang telah dikenal sejak zaman batu baru sekitar 3000-1100 SM. Gerabah, atau yang biasa dikenal dengan istilah tembikar atau keramik merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat dan berfungsi untuk membantu kehidupan manusia. Teknik pembuatan gerabah dari masa ke masa masih sangat sederhana, yaitu dengan teknik tangan dan pembakaran tradisional. Pembakaran tradisional adalah pembakaran secara terbuka, dalam lubang dangkal beralas tanah liat dengan api rerumputan menyala. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan gerabah ialah tanah liat. Sementara peralatan yang digunakan dalam prosesnya ialah alat putar, pompa air, kuas dan pisau gores, spons, dan tungku pembakaran.
PROSES PEMBUATAN GERABAH
Mampu membuat sebuah kerajinan sepertinya adalah impian bagi beberapa orang, termasuk saya. Museum Keramik dan Seni Rupa menghadirkan sebuah loka karya membuat kerajinan dari gerabah. Hal ini sungguh menarik. Bermula dari pengambilan nomor antrian dan tanah liat. Pada transaksi tersebut kami diberitahu waktu lokakarya per 40 menit dan hasil karyanya dapat menjadi buah tangan. Sembari menunggu waktu giliran, menghabiskan waktu dengan berkeliling museum.
Nomor antrian dipanggil kemudian menghampiri tempat dilaksanakan loka karya dengan tanah liat yang sudah digenggam. Terdapat sekitar lima meja putar yang disedikan di sana. Tiap-tiap orang diberikan celemek, guna mencegah tanah liat mengotori pakaian. Setelahnya diberikan instruksi tentang bagaimana memulai mengadon tanah liat.
“Kaki kanan memutar roda, kemudian kaki kiri taruh dipijakan untuk menahan meja. Dimulai dengan mencampur tanah liat dengan tetesan air sehingga menghasilkan adonan yang mudah dibentuk” Ucap pengrajin yang membantu peserta loka karya kepada saya. Memutar meja sambil mengadon tanah liat membutuhkan keuletan dan tenaga yang cukup. Karena masih menggunakan tenaga manusia, pembuatan gerabah menyita perhatian banyak masyarakat dan tertarik untuk mengikuti kegiatan loka karya di Museum Keramik dan Seni Rupa ini.
Setelahnya, memulai untuk membuat wadah semacam asbak. Meja yang berputar menghasilkan suara berderik yang mengalun, membuat kegiatan sore ini sangat menarik dan tidak biasa. Sebelum dijemur, gerabah yang sudah berbentuk ini dihias dengan detail bunga dan akar daun. Tidak banyak ataupun cantik, namun cukup membuat mata melirik.
Comments